Adanya Keresahan atas fenomena pembelian panen kelapa oleh tengkulak dengan harga yang rendah padahal produk kelapa Indragiri Hilir memiliki kualitas yang diminati pasar internasional, menjadi penggerak awal InacomID. InacomID yang digagas empat orang sahabat berlatar belakang keahlian berbeda, yaitu: seorang pengusaha logistik, mantan pegawai bea cukai, penjual hasil tani dan ahli teknologi informatika (IT) ini hadir untuk menyejahterakan petani dengan menghubungkan petani, pemilik lahan, usaha kecil mikro dengan pasar lokal dan internasional untuk kegiatan jual beli.
Tak hanya soal menjadi perantara, InacomID juga turun ke masyarakat untuk mengedukasi petani cara terbaik bertani. Pasalnya para petani masih menggunakan cara tradisional, sehingga tak bisa mengatur kualitas produk yang akan dihasilkan. Selain itu, InacomID juga mengedukasi petani bahwa ada lonjakan nilai pada komoditas tertentu sehingga tidak perlu menjual kepada tengkulak dengan harga murah untuk barang berkualitas. Berkat edukasi ini, terjadilah peningkatan daya tawar komoditi para petani. Sebelumnya, para petani di Tembilahan dan Indragiri Hilir hanya memperoleh Rp 400-1.300 per kilogram. Kini, petani bisa menjual hasil panennya kepada InacomID sampai Rp 750-2.100 per kilogram. Saat ini, InacomID beroperasi di 9 titik lima provinsi, yaitu: Tembilahan dan Indragiri Hilir, Tanjung Jabung Timur, Lampung Selatan, Surabaya, serta Buton Utara dan Donggala.