Rusmawati

Serdang Bedagai, Sumatera Utara

Membangun Kemandirian Lewat Sanggar Belajar Anak

Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kemiskinan adalah kondisi umum di kawasan perkampungan nelayan ini. Pendidikan yang layak susah diakses. Anak-anak banyak yang putus sekolah. Masyarakat setempat punya semboyan konyol, “Kerja tak kerja, asal hidup enak.” Berbagai situasi itulah yang mendorong Rusmawati bergerak. Aktivis Hapsari, LSM yang fokus pada pemberdayaan perempuan, ini merasa harus berbuat sesuatu.

Dia memulainya dengan mendirikan Sanggar Belajar Anak. Perempuan kelahiran Desa Bingkat, 2 Februari 1976, ini bergerak bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN).

Sejak berdiri hingga sekarang, pendanaan SBA (honorarium guru dan operasional sehari-hari) berasal dari kucuran dana Hapsari, organisasi induk SPPN, SPP murid yang besarnya bervariasi dari Rp. 8.000-10.000 ribu per bulan, dan bantuan dari lembaga asing.“Ibu-ibu wali murid juga dilatih berorganisasi dan berdiskusi yang menyangkut persoalan perempuan, ekonomi, sosial, dan budaya setempat,” kata Rusmawati. Tak hanya berdiskusi, mereka juga berkelompok mengelola pinjaman lunak. Dalam empat tahun terakhir, ada 40 ibu rumah tangga mendapatkan pinjaman Rp 1 juta per orang yang digunakan untuk beternak ayam dan bebek, berkebun sayur di rumah, membuat ikan asin peternak pun tersenyum.

1+

Penerima Apresiasi Lainnya