Menguak Keasrian Dusun Kemuning di Gunung Kidul
26 Desember 2018
Selamat datang di Telaga Kemuning, Kampung Berseri Astra Kemuning
Julukan “wilayah kering dan tandus” melekat erat pada wajah Kabupaten Gunung Kidul dahulu. Di kala kemarau tiba, tak sedikit petani mengalami gagal panen akibat dahsyatnya kekeringan di sana. Hal itu berdampak pada penurunan tingkat ekonomi karena hasil tani menurun.
Gunung Kidul yang didominasi dengan perbukitan karst memiliki banyak gua bebatuan dan sungai di bawah tanah. Hal ini membuat bagian permukaan atau daratannya menjadi tandus dengan kondisi tanah berupa bebatuan dan pasir.
Tak disangka, di tengah tandusnya Gunung Kidul ternyata tersimpan telaga indah tersembunyi di sebuah dusun bernama Kemuning. Telaga ini merupakan spot memancing favorit dan harta karun yang dimiliki oleh Dusun Kemuning.
Melihat potensi tersebut, sejak tahun 2008 para tokoh di Kemuning mulai membuat gerakan sadar wisata untuk menjadikan Telaga Kemuning sebagai salah satu destinasi wisata di Yogyakarta. Gerakan ini terus berlanjut selama bertahun-tahun dan berkembang hingga Kemuning didaulat menjadi salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) pada tahun 2016.
Gapura tanda awal berdirinya Kampung Berseri Astra Kemuning
Telaga Kemuning Sebagai Potensi Wisata Utama
Keasrian Telaga Kemuning yang dikelilingi pepohonan hijau
Telaga Kemuning memiliki luas sekitar satu hektar dengan kedalaman tiga meter. Telaga ini merupakan spot favorit untuk memancing bagi warga dan pengunjung karena suasananya yang asri dan sejuk.
Telaga Kemuning ini juga dikelilingi oleh Hutan Lindung Wanagama. Hutan ini merupakan paru-paru desa bagi warga Kemuning. Walaupun intensitas cahaya matahari cukup tinggi sepanjang hari, Kemuning memiliki udara yang sejuk dan angin silir-semilir sepanjang hari. Pada tahun 2012, Astra bersama Universitas Gadjah Mada turut melakukan reboisasi dengan penanaman 110.000 pohon jati dan nangka di Hutan Lindung Wanagama. Hal ini membuat Hutan Wanagama tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru desa, melainkan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi warga.
Di sekitar telaga, terdapat fasilitas umum seperti toilet dan pendopo. Coretan warna-warni mewarnai tembok sisi luar toilet dan membuatnya terlihat cantik. Coretan ini juga menjadi salah satu upaya dari warga dan Astra untuk mengedukasi para pengunjung Telaga Kemuning agar selalu menjaga kebersihan.
Toilet umum di sisi Telaga Kemuning
Pendopo Astra sebagai tempat menyambut tamu di Kemuning
Di sisi Telaga, terdapat sebuah pendopo. Pendopo ini digunakan sebagai tempat menjamu tamu dan tempat berteduh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Telaga. Dilihat dari bentuk atapnya yang berupa pelana, atap pendopo ini menggunakan konsep rumah adat kebaya dari Betawi. Konsep ini terasa cocok untuk melengkapi suasana di sana karena bentuk rumah adat kebaya mengedepankan prinsip kekeluargaan, keterbukaan, keramahan, dan keharmonisan; sesuai dengan sikap warga Kemuning kepada para pengunjung.
Tak Hanya Mandiri, Kesehatan Diutamakan
Penduduk Kemuning, pada umumnya bekerja sebagai petani dan peternak. Potensi pertanian singkong dan pisang yang tinggi menjadi salah satu andalan para petani. Dalam setahun, para petani di Gunung Kidul bisa menghasilkan 850.000 ton singkong. Hasil tani ini kemudian diolah menjadi beragam makanan khas Kemuning.
“Saat ini, kami memiliki UKM untuk olahan dari hasil tani singkong dan pisang, banyak macam panganan olahan yang telah kami produksi. Ada lempeng singkong, gaplek geprek, pisang uter, dan lainnya,” jelas Romlah, penggerak UKM Oase Kemuning Gunungsewu.
Romlah, tokoh penggerak UKM OASE Kemuning Gunungsewu
Satu porsi gaplek geprek dan olahan makanan lainnya di UKM Oase Kemuning dibanderol dengan harga Rp8.000. Hasil penjualannya ditabung di kas desa dan akan dibagikan secara rata ketika menjelang Lebaran. Saat ini, pelanggan utama Oase Kemuning adalah warga dari Dusun Kemuning sendiri dan para pengunjung desa, khususnya para pengunjung telaga.
Lempeng Singkong produksi asli Kemuning
Anisa, warga Kemuning, dengan gaplek geprek khas OASE Kemuning Gunungsewu
Sebagai salah satu desa wisata, KBA Kemuning tak hanya memiliki program terdepan lewat UKM dan Obyek Wisata, melainkan juga fokus dalam bidang kesehatan warga. Dalam program kesehatan, KBA Kemuning mendapatkan bantuan pembinaan kesehatan dari Astra berupa pos pelayanan terpadu (Posyandu) dan bank sampah.
Kegiatan pengecekan kesehatan di Posyandu Kampung Berseri Astra Kemuning
Setiap bulannya diadakan pengecekan kesehatan untuk warga Kemuning, khususnya balita dan lansia. Berkat program ini, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mulai meningkat, kini mereka rutin mengontrol kondisi gula darah, kolesterol, dan tensi.
Menurut Kepala Dusun Kemuning, Suhardi, setiap bulannya ada kader dokter muda dari Universitas Gadjah Mada yang berkunjung untuk membantu mengontrol kesehatan warga Kemuning, sedangkan dari Puskesmas rutin datang setiap tiga bulan sekali.
Pada tahun 2017, Posyandu KBA Kemuning terpilih menjadi pemenang dalam lomba Posyandu pada peringatan Hari Kesehatan yang diadakan Astra di Makassar.
Sejak berjalannya program kesehatan lewat Posyandu, tingkat kesehatan warga Kemuning mulai meningkat. Warga mulai mengerti bahwa kesehatan diri sendiri dan lingkungan merupakan dua hal yang berkaitan. Kini mereka menjadi lebih peka dan aktif dengan kondisi kesehatan dan lingkungannya. Beberapa bahkan mulai membuat pelestarian tanaman hidroponik di halaman rumah dan telah membudayakan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Kegiatan Bank Sampah di Kampung Berseri Astra Kemuning
Bank sampah di Kemuning memiliki konsep ‘Sampahku Amalku’. Hasil dari penjualan sampah ditabung ke kas desa. Hasil tabungan ini dijadikan sebagai dana untuk menjalankan program Posyandu setiap bulannya.
Sampah pecahan kaca dihargai Rp50/kg, sampah plastik warna Rp200/kg, dan sampah botol plastik Rp50/buah. Dalam satu bulan, penghasilan rata-rata bank sampah sebesar Rp150.000.
KBA Kemuning telah menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Yogyakarta. Stereotip “desa tandus” pun bukan lagi hal yang relevan bagi Dusun Kemuning. Saat ini Kemuning telah menjadi desa yang mandiri dan berkecukupan, bahkan menjadi role model bagi desa lainnya.
Akan tetapi, walaupun telah berhasil mengubah stereotip “Desa Tandus”, warga Kemuning bersama dengan para tokoh masyarakat dan didukung Astra, terus melakukan inovasi untuk meningkatkan potensi yang ada di desa.
Suhardi, Kepala Dusun Kemuning
Suhardi menambahkan saat ini Telaga Kemuning masih dalam proses pengembangan. Selanjutnya di sepanjang sisi telaga akan berdiri warung-warung jajanan khas Kemuning.
Apabila warung jajanan ini berhasil, maka akan berpengaruh terhadap produksi dari OASE Kemuning, karena di warung jajanan ini akan dijual produk-produk unggulan khas Kemuning.
Semangat warga KBA Kemuning patut untuk dicontoh, mereka terus berusaha dan kompak dalam mencapai tujuan mereka, tidak kenal waktu dan tidak mudah lelah demi menciptakan kondisi desa yang sejahtera dan kualitas SDM yang mandiri.
bagaimana untuk ikutprogram astra sepetiini